BITUNG, bitungnews.id — Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) 2025 kembali menjadi sorotan nasional dengan menampilkan kekayaan budaya, wisata, dan kuliner nusantara. Salah satu yang mencuri perhatian pengunjung dan dewan juri adalah kehadiran Kuliner Khas Nusa Tenggara Timur (NTT) yang disajikan oleh Rukun Flobamora (Flores, Sumba, Timor, Alor) di Sulawesi Utara, di bawah koordinasi Ketua Persit KCK Cabang LXII Kodim 1310/Bitung Ny. Ratih Hanif, Sabtu (11/10/2025).
Beragam sajian khas NTT seperti sei daging sapi, sayur rumpu rampe, cumi parutan kelapa, daun singkong parutan kelapa, lawar ikan teri, dan singkong rebus menjadi daya tarik utama stan Flobamora–Persit Bitung. Aroma rempah dan cita rasa autentik khas timur Indonesia mengundang banyak pengunjung dan menarik perhatian juri dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Meski dua menu khas NTT yaitu jagung bose dan jagung titi gagal ditampilkan akibat keterlambatan bahan baku dari Kupang yang tertahan di Bandara Juanda Surabaya karena kendala teknis pengiriman, tim tetap tampil maksimal dan berhasil meraih Juara 3 dari 21 peserta.
Keikutsertaan Rukun Flobamora bersama Persit KCK Cabang Kodim 1310/Bitung menjadi wujud nyata sinergi antar komunitas daerah dan organisasi wanita TNI AD dalam memperkenalkan kekayaan kuliner nusantara di panggung nasional.
Ny. Ratih Hanif, Ketua Persit KCK Cabang LXII Kodim 1310/Bitung, menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian tersebut.
“Kami merasa bangga bisa membawa cita rasa khas NTT tampil di ajang sebesar FPSL 2025. Ini bukan sekadar lomba, tapi bentuk cinta kami terhadap keanekaragaman budaya Indonesia. Walaupun ada kendala teknis pada dua menu utama, semangat kebersamaan antara Rukun Flobamora dan Persit menjadi kekuatan kami untuk tetap memberikan yang terbaik. Prestasi ini kami persembahkan untuk masyarakat Bitung dan seluruh warga NTT yang ada di Sulawesi Utara,” ujarnya
Dengan dukungan lintas sektor yang kuat, FPSL 2025 bukan sekadar ajang pariwisata tahunan, melainkan simbol nyata kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, TNI, dan masyarakat. Sinergi inilah yang menjadi fondasi utama dalam memperkuat posisi Kota Bitung sebagai destinasi wisata unggulan nasional dan internasional.
