Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Kota Bitung

STISIP Merdeka Manado Dorong Pemberdayaan Nelayan Bitung Lewat FGD Kolaboratif di Pesisir Wangurer

55
×

STISIP Merdeka Manado Dorong Pemberdayaan Nelayan Bitung Lewat FGD Kolaboratif di Pesisir Wangurer

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BITUNG, bitungnews.id — Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Merdeka Manado terus menunjukkan komitmennya terhadap pemberdayaan masyarakat pesisir. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, STISIP Merdeka Manado menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama para nelayan di pesisir Kelurahan Wangurer, Kecamatan Girian, Kota Bitung, Kamis (16/10/2025).

Example 300x600

Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran dosen dan mahasiswa STISIP Merdeka Manado, Kepala Dinas Perikanan Kota Bitung Sadat Minabari, perwakilan Dinas Perdagangan, Dinas Sosial, TNI, serta masyarakat nelayan setempat.

 

Dalam sambutannya, Ketua STISIP Merdeka Manado, Ewal Fredrik, menegaskan pentingnya kehadiran perguruan tinggi di tengah masyarakat.

“Orang kampus tidak boleh hanya tinggal di kampus. Karena itu, kami hadir bersama para dosen dan mahasiswa untuk belajar langsung dari masyarakat dan turut membangun dunia pendidikan yang relevan dengan kebutuhan di lapangan,” ujarnya.

 

Fredrik berharap FGD ini dapat menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan di Kota Bitung dan sekitarnya.

Sementara itu, Wali Kota Bitung Hengky Honandar, melalui Kadis Perikanan Sadat Minabari, menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini.

 

“Ilmu dan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah bisa diterapkan langsung di lapangan. Kolaborasi seperti ini mempertemukan teori dan praktik, menghasilkan konsep pengelolaan masyarakat pesisir yang lebih baik,” tutur Sadat.

 

Ia juga mendorong agar masyarakat nelayan dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan bersama mahasiswa dan pihak kampus.

 

Dalam sesi diskusi, Dosen Pembimbing STISIP Merdeka Manado, Ferry Sangian, memaparkan pentingnya efisiensi dalam aktivitas perikanan, termasuk penggunaan teknologi modern.

 

“Kita harus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Pemanfaatan teknologi dapat meningkatkan hasil tangkapan dan pendapatan nelayan,” jelas Sangian yang juga dikenal sebagai pembina kelompok nelayan di Malalayang, Manado.

 

Ia menambahkan, peran keluarga nelayan, khususnya istri dan anak, juga penting dalam mengolah hasil tangkapan agar aktivitas ekonomi keluarga terus berputar.

 

FGD ini juga membahas dukungan lintas sektor. Plt Kabid Perdagangan Kota Bitung menyoroti pentingnya pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) berbasis hasil laut, seperti pengolahan tuna menjadi produk premium.

 

“Kami telah memiliki Sentra Industri Pangan Kakenturan yang mengolah hasil laut menjadi produk bernilai tambah. Ini bisa jadi peluang ekonomi rumah tangga nelayan,” katanya.

 

Ia juga mengungkapkan bahwa Pemkot Bitung telah menandatangani kerja sama dengan pihak Cina untuk ekspor produk perikanan, sekaligus mendorong nelayan agar memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi produk.

 

Terkait keluhan nelayan soal BBM subsidi, Kadis Perikanan Sadat Minabari menegaskan bahwa pihaknya siap membantu proses administrasi bagi nelayan dengan kapal di bawah 30 GT agar dapat mengakses subsidi tersebut.

 

“Cukup bawa surat rekomendasi dari Dinas Perikanan dengan melengkapi keterangan domisili dari lurah dan camat, kami bantu masukkan ke aplikasi agar tepat sasaran,” ujarnya.

 

Ia juga menyinggung penghargaan yang diterima Dinas Perikanan Bitung dari Presiden Prabowo Subianto, berkat inovasi program kampung nelayan terintegrasi yang didukung Koperasi Merah Putih.

 

Dari sektor perbankan, Manager Kredit Komersial BSG Bitung, Hana S. Wurangian, menyampaikan dukungan terhadap pelaku usaha perikanan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bohusami Basoma.

 

“Kami siap membiayai usaha nelayan hingga Rp50 juta tanpa jaminan dengan bunga ringan 6 persen per tahun. Tujuannya agar nelayan terhindar dari rentenir,” jelasnya.

 

Melalui FGD ini, STISIP Merdeka Manado menegaskan peran perguruan tinggi bukan hanya sebagai pusat ilmu, tetapi juga agen perubahan sosial yang hadir langsung untuk mendengar, berdialog, dan berkolaborasi dengan masyarakat.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *