GORONTALO, Bitungnews.id || Festival Gorontalo Karnaval Karawo 2025 berlangsung meriah di Gedung GPCC Kota Gorontalo, Minggu (28/9/2025) malam. Sejumlah pejabat hadir, termasuk Komandan Satuan Radar (Dansatradar) 207/Kwandang, Letkol Lek Edith Nurhidayat K.S., S.T., MCaptMgt., bersama Ketua Pia Ardhya Garini Ranting 04-15 D II Satrad 207 Kwandang, Ny. Ifa Edith Nurhidayat.
Selain itu, Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Gorontalo, Letkol Laut (P) Hanny Chandra Sukmana, S.E., M.Tr.Opsla juga turut hadir. Kehadiran mereka semakin memperlihatkan sinergitas TNI dalam mendukung pelestarian budaya lokal khas Gorontalo, yakni karawo.
Keterlibatan dua satuan TNI ini sekaligus menegaskan bahwa selain menjalankan tugas pokok menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI, Satrad 207 Kwandang dan Lanal Gorontalo juga memberikan dukungan penuh kepada pemerintah daerah dalam mengangkat kearifan budaya karawo ke tingkat nasional bahkan internasional.
Dansatradar 207, Letkol Lek Edith Nurhidayat, bersama Danlanal Gorontalo, Letkol Laut (P) Hanny Chandra Sukmana, tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian acara. Keduanya duduk berdampingan dengan Kadis Pariwisata Provinsi Gorontalo Bpk. Dr. Ir. Aryanto Husain, MMP. dan para pejabat Daerah Lainnya. Letkol Lek Edith hadir bersama Ketua Pia Ardhya Garini Ranting 04-15 D II Satrad 207 Kwandang, Ny. Ifa Edith Nurhidayat, menyaksikan penampilan seni budaya hingga fashion show yang menampilkan keindahan sulaman karawo.
Menurut Letkol Lek Edith, kegiatan ini adalah momentum penting untuk menjaga warisan leluhur.
“Karnaval karawo adalah wujud nyata kekayaan budaya Gorontalo yang patut dijaga,” ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam melestarikan budaya.
“Generasi muda perlu dilibatkan secara aktif agar semakin mengenal identitas daerah,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Provinsi Gorontalo, Ir. Nani Mokodongan, turut menegaskan nilai luhur karawo.
“Karawo lahir dari kearifan lokal masyarakat Gorontalo,” katanya.
Nani menambahkan, keindahan karawo ada pada detailnya.
“Filosofi kesabaran, ketelitian, dan keanggunan tersulam di setiap helainya,” jelasnya.
Festival Karawo tahun ini tidak hanya menjadi ajang peragaan budaya, tetapi juga ruang kolaborasi antara perajin, desainer, dan pelaku UMKM. Harapannya, karawo dapat semakin dikenal luas, menjadi kebanggaan daerah, sekaligus ikon budaya Indonesia di dunia internasional.